Monday 10 November 2025 - 22:56
Kajian Mahdawiyah (11) | Manfaat Imam Ghaib

Hawzah/ Bagaimana kedudukan Imam dalam eksistensi alam semesta? Apakah semua pengaruh keberadaannya bergantung pada keterlihatannya? Apakah Dia hanya untuk kepemimpinan dan membimbingan umat manusia, ataukah keberadaan-Nya memberikan dampak dan keberkahan bagi semua makhluk?

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah,serial kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Peradaban yanh Ideal", yang kami sajikan ulasan ini untuk para cendekiawan terhormat, dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs.

Sudah berabad-abad lamanya, umat manusia terhalang dari karunia kemunculan Hujjah Allah yang terakhir (Imam Mahdi) dan tidak mendapatkan kesempatan untuk hadir di hadapan seorang pemimpin surgawi dan Imam yang Maksum 'alaihimussalam.

Apa dampak keberadaan Hujjah Allah yang masih ghaib (sembunyi) dan kehidupan-Nya yang tersembunyi dari jangkauan semua orang, terhadap dunia dan seisinya?, Bukankah semestinya Dia dilahirkan menjelang masa kemunculan-Nya sehingga ia tidak menyaksikan masa-masa sulit dalam keghaiban-Nya dari penduduk dunia?.

Pertanyaan ini dan semisalnya, berakar dari kurangnya pemahaman tentang kedudukan Imam dan Hujjah Ilahi.

Sesungguhnya, Apa kedudukan dari seorang Imam dalam tatanan alam semesta? Apakah semua pengaruh keberadaan-Nya bergantung pada keterlihatannya (kemunculannya)? Apakah Dia hanya untuk memimpin dan membimbing umat manusia, ataukah keberadaan-Nya memberikan dampak dan keberkahan bagi semua makhluk?

Imam,adalah Poros dan Pusat Alam Semesta

Dari sudut pandang Syiah dan berdasarkan ajaran agama, Imam adalah perantara penyaluran karunia (faidh) Tuhan kepada semua makhluk alam semesta. Dalam tatanan alam semesta, Dia adalah poros dan pusat(Nya); tanpa keberadaan-Nya, alam, manusia, jin, malaikat, hewan, dan benda mati tidak akan tersisa.
Imam Ja'far ash-Shadiq 'alaihis salam ditanya apakah bumi akan tetap ada tanpa seorang Imam. Beliau bersabda:

{لَوْ بَقِیَتِ اَلْأَرْضُ بِغَیْرِ إِمَامٍ لَسَاخَتْ}

"Jika bumi ditinggalin tanpa seorang Imam, niscaya ia akan tenggelam (dan keteraturannya akan hancur)."(Al-Kafi, Jilid 1, hlm. 179)

Riwayat ini menjelaskan bahwa Imam 'alaihissalam merupakan perantara dalam menyampaikan pesan-pesan Allah Swt kepada manusia dan membimbing mereka menuju kesempurnaan insani, serta setiap karunia dan kebaikan dalam alam ini sampai kepada semua orang karena keberadaan-Nya, dan ini adalah hal yang jelas dan gamblang. Sebab, sejak awal, Allah Ta'ala telah membimbing kafilah umat manusia melalui para nabi dan kemudian penerus mereka.

Namun, dari perkataan para Maksumin 'alaihimussalam (Nabi dan para Imam) dapat dipahami bahwa keberadaan para Imam di seluruh alam semesta adalah sebagai perantara bagi setiap nikmat dan karunia dari Tuhan agar sampai kepada setiap makhluk, baik kecil maupun besar.

Secara lebih jelas, semua makhluk menerima segala karunia dan anugerah Ilahi melalui para Imam. Baik asal mula keberadaan mereka maupun nikmat dan manfaat lain yang mereka miliki sepanjang hidup, semuanya melalui perantara Imam. Dalam salah satu penggalan dari doa' Ziarah Jami'ah Kabirah—yang merupakan kursus pengenalan tentang Imam—disebutkan demikian:

{بِکُمْ فَتَحَ اللّهُ وَبِکُمْ یخْتِمْ وَبِکُمْ ینَزِّلُ الغَیثَ وَبِکُمْ یمسِکُ السَّماءَ اَنْ تَقَعَ عَلَی الاَرضِ اِلاّ بِاِذنِهِ}

"[Wahai para Imam yang agung] Allah memulai [alam semesta] karena kalian, dan karena kalian pula Dia mengakhirinya. Dan karena [keberadaan] kalian, Dia menurunkan hujan, dan karena [berkah keberadaan] kalian, Dia menahan langit jatuh ke atas bumi, kecuali atas izin-Nya."

Oleh karena itu, pengaruh keberadaan Imam tidak terbatas pada kemunculan dan keterlihatannya saja, melainkan keberadaan-Nya di alam semesta—bahkan dalam masa ghaibah (ketersembunyian) dan hidup tersembunyi—adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk dan ciptaan Ilahi. Allah Swt sendiri telah berkehendak bahwa Dia (Imam), sebagai makhluk terbaik dan sempurna, menjadi perantara dalam menerima dan menyampaikan karunia dan anugerah Ilahi kepada seluruh makhluk dan alam semesta.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara masa ghaibah dan kemunculan-Nya. Ya, semua orang mendapatkan manfaat dari dampak keberadaan Imam, dan keghaiban Imam Mahdi 'alaihissalam tidak menimbulkan kekurangan dalam aspek ini. Menariknya lagi, ketika Imam Mahdi 'alaihissalam ditanya mengenai bagaimana untuk mendapatkan manfaat dari Beliau di masa ghaibah, Beliau bersabda:

{وَأَمَّا وَجْهُ اَلاِنْتِفَاعِ بِی فِی غَیْبَتِی فَکَالاِنْتِفَاعِ بِالشَّمْسِ إِذَا غَیَّبَتْهَا عَنِ اَلْأَبْصَارِ اَلسَّحَابُ وَ إِنِّی لَأَمَانٌ لِأَهْلِ اَلْأَرْضِ کَمَا أَنَّ اَلنُّجُومَ أَمَانٌ لِأَهْلِ اَلسَّمَاءِ}

"Adapun cara mengambil manfaat dari-Ku di masa ketersembunyian-Ku (ghaibah) adalah seperti mengambil manfaat dari matahari yang tersembunyi dari pandangan mata oleh awan.Dan sesungguhnya, Aku adalah (penjamin) keamanan bagi penduduk bumi, sebagaimana bintang-bintang adalah (penjamin) keamanan bagi penduduk langit."(Kamaluddin, Jilid 2, hlm. 483)

Pembahasan ini masih berlanjut...

Sumber: Diambil dari buku "Negīn-e Āfarīnish" (Permata Ciptaan), dengan sedikit perubahan.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha